#MorningVibes

Jaman sekarang siapa yang tidak punya sosial media? Semua orang memiliki akun pribadinya masing-masing, mulai dari anak kecil sampai orang tua sekalipun. Sosmed sendiri memiliki banyak dampak positif contohnya dapat mendekatkan yang jauh, bisa sebagai tempat berbisnis, ya! Dalam dunia marketing media baru adalah alat yang efektif digunakan untuk kegiatan promosi karena dianggap dapat menjangkau masyarakat secara luas dan cepat, contohnya produk bisa langsung di respon oleh masyarakat melalui kolom komentar, serta sangat efektif dalam hal biaya. Namun sosial media juga menimbulkan beberapa dampak negatif bagi penggunanya, yaitu banyak timbul kejahatan serta berita-berita hoax. Sebagai pengguna yang cerdas kita harus dapat memilah mana berita yang benar dan berita yang dibuat-buat, jaman sekarang ini masyarakat mudah sekali memposting suatu berita tanpa menganalisis kebenarannya, maka dari itulah sebagai masyarakat yang cerdas seharusnya kita dapat memilah mana berita benar dan berita hoax, jangan langsung memposting sesuatu yang belum jelas kebenarannya.

Pada suatu waktu, saya mengikuti sebuah talk show yang diselenggarakan oleh program studi saya, panitia mendatangkan salah satu bapak dari anggota KPI, pada sesi pertanyaan saya bertanya kepada beliau mengenai media, pada hari itu beliau menjelaskan mengenai media yang ada di Indonesia serta banyaknya berita hoax yang bermunculan. Pertanyaan yang saya ajukan mengenai kebebasan menggunakan media, kurang lebih seperti ini “Mengenai kebebasan menggunakan media, seperti yang kita ketahui di Korea Utara, masyarakatnya sangat dibatasi dalam menggunakan media, dan mirisnya rakyat di negara itu hanya menerima apa saja yang disuguhkan oleh Pemerintahnya, semacam dibodohi. Akan tetapi di Indonesia, masyarakat terlalu dibebaskan menggunakan media, sehingga banyak muncul kejahatan-kejahatan dan berita hoax yang dapat merugikan masyarakat. Jadi ,menurut bapak, lebih baik mana? Negara yang membatasi penggunaan media seperti di Korut, atau Negara yang membebaskan penggunaan media seperti di Indonesia?”. Beliau menjawab bahwa ia tidak bisa memilih karena ini adalah pilihan yang sulit. namun ia berkata "kalau saya pribadi saya memilih dibebaskan untuk menggunakan media, namun ada baiknnya kita harus mengendalikan diri kita, jangan karena dibebaskan, kita jadi semena-mena”

Melihat percakapan diatas,sebagai masyarakat Indonesia seharusnya kita merasa beruntung karena memiliki kebebasan dalam menggunakan media, melalui beberapa artikel yang saya baca mengenai Korut, masyarakatnya sangat tertinggal, bahkan akses menggunakan media sangatlah sulit dan dibatasi oleh Pemerintah. Jika dibandingkan seharusnya kita sangat berterimakasih kepada Pemerintah yang telah memberikan kebebasan dalam penggunaan media. Gunakanlah kebebasan tersebut dengan bijaksana.

Kasus lainnya yang sangat memprihatinkan adalah Cyberbullying, karena kebebasan menggunakan media, pastinya banyak dari pengguna media yang menjadi korban dari Cyberbullying, tidak jarang saya melihat akun-akun yang menerima banyak komentar negatif dari para netizen, biasanya akun-akun yang di incar adalah akun yang memiliki banyak pengikut atau sedang menjadi sorotan publik. Saya pernah melihat sebuah akun youtube milik anak kecil kalau tidak salah bernama Yosafat, dia hanya seorang anak kecil yang terobsesi untuk menjadi seorang Youtuber terkenal, bukannya mendapatkan dukungan dari masyarakat. Dengan segala keterbatasan kualitas kamera dan public speaking yang belum begitu baik, justru anak ini menerima banyak cacian dari para netizen, yang ketika saya baca,menurut saya kata-kata tersebut sangat tidak pantas diberikan untuk anak kecil seusia itu, Saya tidak tahu dimana jalan pikir orang yang tega menulis kata-kata kasar untuk seorang anak kecil yang ingin belajar berkarya, memang benar videonya masih jauh dari kata sempurna, namun alangkah baiknya jika kalian memberikan saran dan dukungan agar anak itu menjadi lebih bersemangat untuk membuat konten-konten yang lebih baik lagi. Satu hal, anak itu masih kecil, yang ditakutkan adalah psikis anak tersebut kedepannya, bisa jadi anak tersebut menjadi trauma dan tidak mau berkarya lagi. Sebelum memberikan komentar sebaiknya coba berpikir lebih panjang mengenai dampak yang mungkin saja dirasakan oleh orang tersebut.

Permasalahan lainnya adalah perbedaan pendapat yang dapat menimbulkan perpecahan. Negara kita adalah Negara demokrasi, dalam Negara demokrasi tidak dapat kita hindari pasti akan ada banyak orang lain yang memiliki presepsi yang berbeda mengenai suatu hal dengan kita, untuk menghindari konflik, ada baiknya kita saling menghargai pendapat orang lain. Bukannya malah menimbulkan perang di kolom komentar dengan memaksakan argumen masing-masing. Percayalah, itu tidak akan berguna. Sekali lagi, setiap orang punya jalan pikirannya masing-masing dan tidak semua orang memiliki pemikiran yang terbuka untuk menerima suatu hal yang dianggap tidak lazim baginya. Seperti contohnya tulisan ini, bukan salah anda jika anda tidak setuju dengan opini-opini saya, akan tetapi bukan tanggung jawab saya jika anda tidak setuju dengan opini saya, pilihan anda adalah terus membaca atau stop membaca.

Dan satu hal lagi yang perlu kita ketahui, Indonesia sendiri adalah Negara yang memiliki banyak pulau serta beragam suku,ras, kebudayaan, dan beberapa agama yang telah diakui oleh Negara. Karena banyaknya perbedaan ini maka menimbulkan banyak konflik, setiap orang merasa paling superior, menganggap suku atau agamanya adalah yang paling baik dan benar, seringkali media dijadikan alat untuk memecah belah, contohnya saja memposting sesuatu yang menjelekan suku atau agama orang lain sehingga menimbulkan kericuhan bahkan lebih parahnya perpecahan, untuk menghindari hal ini jauhilah sikap etnosentrisme, pandanglah setiap suku memiliki keunikannya masing-masing, dan tidak ada suku yang lebih baik ataupun lebih buruk. Jika menyangkut soal agama, belajarlah untuk lebih bertoleransi, karena pada kenyataannya jika kita lihat semua agama mengajarkan kebaikan, tidak ada satupun agama yang mengajarkan tentang keburukan, hormatilah kepercayaan yang dipegang oleh orang lain, jangan karena terlalu fundamental dengan agama yang dianut, kalian justru kehilangan jati diri sebagai manusia yang baik, meskipun berbeda-beda keyakinan, tetap saja sejatinya kita semua masih sama-sama seorang manusia. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

The power of having eccentric mind

TUGAS PAPER FINAL PROJECT ( MARUGAME UDON )

Confucius and Lao Zi