WOMEN'S EQUALITY NEEDS YOU







Feminisme adalah sebuah Ideologi yang menjunjung kesetaraan perempuan dalam bidang Politik,Budaya,ruang pribadi dan publik. Feminisme tidak membenci pria, bukan juga sebagai agenda untuk mengebiri peran pria demi mencapai kesetaraan gender. Justru paham ini hadir untuk membantu pria, walaupun anda tidak menyadarinya, budaya Patriarki yang selama ini menjadi mimpi buruk untuk perempuan, juga meracuni hidup banyak pria, bahkan membebani sampai membatasi kehidupan mereka. Contohnya saja pria yang menyukai warna merah muda dianggap tidak memiliki sisi maskulin dan pria yang berprofesi sebagai Penari,Desainer, bekerja di salon, sering sekali dilabeli, maaf "Banci" atau "Homo". padahal profesi sama sekali tidak mengekang gender. hobi atau keahlian tidak memandang jenis kelamin,karena hal tersebut adalah anugerah yang telah diberikan oleh Tuhan. 

Pria yang sesungguhnya adalah Pria yang mendukung gerakan Feminis,karena pada dasarnya feminis sendiri berkomitmen untuk mengatasi masalah sehari-hari seperti kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual,ketidaksetaraan penghasilan, dll. Melibatkan kaum pria adalah cara terbaik untuk menanggulangi permasalahan-permasalahan tersebut, meningkatkan kesadaran pria mengenai kepekaan gender, serta mengajarkan pria untuk menghormati kaum perempuan. karena arti feminis sesungguhnya adalah menghargai setiap perbedaan yang ada dan tidak merendahkan kaum lainnya. 

Bagi kaum perempuan pasti pernah mendengar kata-kata dibawah ini. 

1. "Ngapain kuliah tinggi-tinggi? toh ujung-ujungnya di dapur dan ngurus anak"

Perkataan ini sudah jelas pernah terdengar di telinga banyak orang, dan menurut saya hal ini salah besar, tidak semua orang mau menjalani hidupnya hanya untuk di dapur. Memiliki pendidikan yang tinggi bahkan sampai jenjang S2 atau S3 sama sekali bukan kesalahan, tidak ada aturan yang berkata bahwa seorang perempuan tidak boleh pintar, tidak dapat berkerja setelah menikah, dll. Semua kata-kata itu hanya diciptakan dari Budaya, ya, budaya yang selalu berkata bahwa perempuan itu kodratnya di dapur. 

Sebagian perempuan justru malah bersembunyi didalam "Kodrat" ini, mereka berfikir bahwa cara terbaik untuk melepaskan beban "Mencari Uang" dengan menikah. dengan menikah maka segala tanggung jawab keuangan dibebankan lebih berat kepada kaum pria. Bagi seorang perempuan yang menganut paham feminisme "Kemewahan lebih rendah bila dibandingkan dengan Kehormatan" jadi pernikahan bukanlah alasan utama untuk "meneruskan kehidupan", karena dengan pendidikan dan pengalaman seorang perempuan dapat melanjutkan kehidupannya tanpa membebankan seorang pria.
Bayangkan saja, jika seorang perempuan hanya ahli dalam rutinitasnya memasak dan membersihkan rumah, sekali lagi kita disini tidak pernah tau apa yang akan terjadi, boleh sekarang anda memilih pasangan yang anda anggap sudah mapan atau mampu, tapi kembali lagi coba pikirkan bahwa roda kehidupan akan terus menerus berputar, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan nanti, jikalau suatu saat ada musibah yang tak diinginkan terjadi sehingga sang suami tidak bisa menafkahi kehidupan keluarga dengan baik, bahkan hal yang dianggap "keahlian" kalian yaitu "memasak" mungkin tidak dapat kalian lakukan lagi, bagaimana bisa masak? untuk membeli bahan makanan pun kalian tidak bisa. 

Jika kalian wanita yang mandiri,ketika pasangan kalian sedang jatuh, kalian dapat membantu mereka secara finansial untuk bangkit bersama kembali. Jangalah terlalu pasrah dengan "Kodrat", untuk sebagian orang teori kodrat ini sama sekali tidak efisien bila digunakan dikehidupan nyata. Tidak ada salahnya seorang perempuan memiliki pendidikan yang tinggi, seorang ibu yang cerdas akan melahirkan anak yang cerdas pula, dengan segudang pengalaman dan ilmu, ia akan membagikannya kepada sang anak untuk bekal mereka dimasa depan kelak. 

2. "Kalau gak mau diliatin pria jangan pakai yukensi,rok/celana pendek!"

Saya juga sangat tidak setuju dengan pernyataan diatas, kenapa menyalahkan perempuan? menurut saya perempuan bebas untuk mengekspresikan dirinya, rambut panjang, rambut pendek, pakai celana pendek, pakai rok bahkan pakai yukensi sekalipun. Itu adalah kebebasan perempuan , mengapa kebebasan tersebut harus dibatasi? hal tersebut lumrah saja selagi penampilan tersebut membuat para perempuan tersebut nyaman dan percaya diri, yang harus dibenahi adalah "Otak" , yang punya pikiran kotor yang seharusnya diberikan edukasi. Selama ini banyak sekali edukasi untuk perempuan guna melindungi diri dari kejahatan seks, akan tetapi adakah edukasi yang mengajari para pria untuk memperbaiki "Pemikiran" atau "Otak" yang kotor?. Perempuan diajari untuk melindungi diri, akan tetapi sang pelaku bahkan tidak di edukasi untuk mengontrol otaknya sendiri, kembali lagi, itu bukan tentang "penampilan" tetapi tentang "otak". 

Jadi dari pernyataan-pernyataan diatas dapat terlihat bahwa masyarakat kita masih memandang sebelah mata kaum perempuan, baik dalam hal profesi maupun penampilan. Janganlah menjadi perempuan yang terlalu pasrah atau lemah bahkan memanfaatkan "Kodrat" sebagai cara utama untuk melanjutkan kehidupan. Polemik mengenai Feminisme sungguh luas dan mencakup berbagai bidang, kesimpulan secara singkatnya adalah jadilah perempuan yang produktif dan dapat berguna bagi banyak orang dan tentanglah pernyataan yang berkata bahwa perempuan adalah makhluk pasif dan makhluk inferior, tunjukan bahwa baik pria dan perempuan sama-sama memiliki kesetaraan yang sama, tidak ada yang lebih rendah atau lebih tinggi, baik pria maupun perempuan sama-sama berarti bagi kehidupan dan dunia. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

The power of having eccentric mind

TUGAS PAPER FINAL PROJECT ( MARUGAME UDON )

Confucius and Lao Zi